Friday, February 29, 2008

Linguistik: Fonetik

Fonem dalam Bahasa Arab

Makyun Subuki
8 Mei 2006

Fonem (phoneme) menurut Bloomfield (1933: 77) adalah satuan ciri bunyi distingtif terkecil. Dalam linguistik Arab, fonem disebut al-wahdah as-sawtiyyah (Syahin 1984: 115). Fonem dapat dibagi menjadi jenis konsonan (consonant atau sāmit) dan vokal (vowel atau harakah) (Robins 1989: 106 dan Hijāzy 1978: 43).
1. Vokal
Vokal adalah bunyi bersuara yang tidak melibatkan hambatan, geseran, atau sentuhan lidah atau bibir (Bloomfield 1933: 99). Bunyi vokal dibedakan berdasarkan tiga faktor: pertama, bentuk mulut terbuka atau tertutup, misalnya vokal [i] dan [u] adalah vokal tertutup, sedangkan [a] dan [ɑ] adalah vokal terbuka; kedua, posisi tinggi-rendahnya lidah dalam mulut, misalnya dalam menghasilkan vokal [i] bagian depan lidah meninggi (high-front), sedangkan dalam menghasilkan vokal [Ɛ], [ɑ] dan [æ] posisi depan lidah turun (low-front) (Ladefoged 1993: 79); dan ketiga, bentuk bibir bundar atau takbundar (Lyons 1968: 103), misalnya vokal [u], [o], dan [ɔ] adalah vokal bundar (rounded vowels), sedangkan vokal [i] dan [a] adalah vokal takbundar (unrounded vowels). Pembagian seperti ini juga terdapat dalam bahasa Arab, harakah fathah (-َ) yang mewakili vokal [a] dan harakah kasrah (-ِ) yang mewakili vokal [i] merupakan unrounded vowels atau inbisāt, sedangkan harakah dammah (-ُ) yang mewakili vokal [u] merupakan rounded vowels atau istidārah (Hijazy 1978: 43).
2. Konsonan
Konsonan adalah bunyi bahasa segmental selain vokal (Robins 1989: 106). Bunyi konsonan dapat dibagi menurut dua dimensi, menurut daerah artikulasi (places of articulation atau makhraj) dan menurut cara artikulasinya (manners of articulation atau kayfiyah) (Robins 1989: 105 dan Hijazy 1978: 43-44).
Menurut daerah artikulasinya, Robins (1989: 102-103) mengklasifikasi konsonan menjadi dua bagian: pertama, glotal, meliputi tiga artikulator bunyi, yaitu: (i) laring, atau halqy dalam bahasa Arab (Abu Syarifah et al. 1989: 12), yaitu rongga tulang rawan pada pangkal batang tenggorokan (Bloomfield 1933: 91); (ii) pita suara, yaitu dua selaput dalam laring, kanan dan kiri, yang mirip rak (Bloomfield 1933: 91); dan (iii) glotis, atau hanjary dalam bahasa Arab (Abu Syarifah et al. 1989: 12) lubang di antara dua selaput pita suara. Bunyi hamzah ء [ʔ], 'ayn ع [ʕ], aspirat bersuara ه [h], dan aspirat tak bersuara ح [Ћ] merupakan bunyi khusus yang diartikulasikan secara glotal (Robins 1989: 115); kedua, supraglotal, meliputi: (i) bilabial, atau syafawy dalam bahasa Arab (Hijazy 1978: 44), mencakup bunyi konsonan [p], [b], dan [m] yang dihasilkan oleh kedua belah bibir (Fromkin et al. 2003: 242). Dalam bahasa Arab hanya terdapat konsonan bilabial ب [b] dan م [m], seperti terdapat pada kata bāb [ba:b] 'pintu' dan min [min] 'dari'; (ii) labiodental, atau syafawy asnāny dalam bahasa Arab (Hijazy 1978: 44), mencakup bunyi konsonan [f], dan [v] yang dihasilkan dengan membuat getaran dan bagian depan gigi atas (Fromkin et al. 2003: 242). Dalam bahasa Arab hanya terdapat konsonan labiodental ف [f], seperti terdapat pada awal kata fard [fard] 'sendiri'; (iii) interdental, mencakup bunyi konsonan [θ] dan [ŏ] yang dihasilkan dengan merapatkan dan menggetarkan lidah di antara gigi atas dan gigi bawah (Fromkin et al. 2003: 242). Beberapa tokoh, misalnya Ladefoged (1993: 6) dan Fromkin et al. (2003: 242) menyamakan interdental dengan dental, namun Bloomfield (1933: 95) menyamakan dental dengan alveolar. Dalam bahasa Arab, konsonan interdental disebut asnāny yang setara dengan istilah dental (Abu Syarifah et al. 1989: 12), meliputi konsonan ذ [θ], ظ atau [θ] yang mufakhkham (tebal), dan ث [ŏ] yang terdapat, misalnya pada kata źālika [θa:lik] 'itu', nazīf [naθhi:f] dan śawb [ŏawb] 'baju'; (iv) alveolar, atau gingival (Bloomfield 1933: 95) atau asnāny laśawy dalam bahasa Arab (Abu Syarifah et al. 1989: 12), mencakup bunyi konsonan [t], [d], [n], [s], [z], [l], dan [r] yang dihasilkan dengan mempertemukan bagian depan lidah dengan punggung gusi (Fromkin et al. 2003: 242) atau punggung belakang gigi atas (Bloomfield 1933: 95). Dalam bahasa Arab konsonan alveolar ت [t], د [d], ن [n], س [s], ز [z], ل [l], dan ر [r] merupakan konsonan alveolar yang muraqqaq (tipis), terdapat, misalnya pada awal kata tamar [tamar] 'kurma', dayn [dajn] 'utang', nawm [nawm] 'tidur', sujūd [suju:d] 'sujud', zayn [zajn] 'hiasan', lawn [lawn] 'warna', dan rayb [rajb] 'ragu'. Selain itu terdapat juga fonem ط, ض, dan ص atau [t], [d], dan [s] yang mufakhkham dalam bahasa Arab, misalnya pada kata tayr [thayr] 'burung', dayf [dlhayf] 'tamu', dan sawm [shawm] 'puasa'; (v) palatal, atau kadang juga disebut alveopalatal dan disebut ghāry dalam bahasa Arab (Abu Syarifah et al. 1989: 12), mencakup bunyi konsonan [∫], [ś], [з] atau [ž], [č], dan [ĵ] yang dihasilkan dengan mendekatkan bagian depan lidah dengan langit-langit keras sedikit di belakang punggung gusi (Fromkin et al. 2003: 243). Dalam bahasa Arab hanya konsonan palatal ش [ś] dan ج [ĵ], misalnya pada awal kata syay' [šajʔ] 'sesuatu' dan jannah [jannah] 'surga'; (vi) velar, atau tabqy dalam bahasa Arab (Abu Syarifah et al. 1989: 12), mencakup bunyi konsonan [k], [g] dan [ŋ] yang dihasilkan dengan mempertemukan bagian tengah lidah dengan langit-langit lunak atau velum (Fromkin et al. 2003: 243). Dalam bahasa Arab konsonan velar ك [k] terdapat, misalnya pada kata kawkab [kawkab] 'bintang', dan konsonan velar [ŋ] terjadi akibat asimilasi bunyi akibat pertemuan antara konsonan [n] dengan konsonan tertentu lainnya, misalnya misalnya antara konsonan [n] dengan [k] dalam kata 'ankabūt [ʔaŋkabu:t] 'laba-laba'; (vii) uvular, atau lahwy dalam bahasa Arab (Abu Syarifah et al. 1989: 12) mencakup bunyi konsonan [R], [q], [G], dan [k] yang mufakhkham yang dihasilkan dengan mempertemukan bagian belakang lidah dengan anak lidah atau tekak (Fromkin et al. 2003: 243). Dalam bahasa Arab konsonan velar [R] terdapat dalam [r] yang muraqqaq (tipis), misalnya pada yarā [jarл:] 'ia (laki-laki) melihat/berpendapat', sedangkan ق [q] dan غ [G] terdapat, misalnya pada kata qalam [qлlam] 'pena' ghabah [Gл:bah] 'hutan', dan khayr [khajr] 'baik'.
Menurut cara artikulasinya konsonan terbagi atas: pertama, bersuara (voiced sound atau mahmūs) jika pita suara bergetar dan tak bersuara (voiceless sound atau majhūr) jika pita suara tak bergetar (Fromkin et al. 2003: 247 dan Hijāzy 1978: 45); bunyi nasal (nasal sound atau anfy) yang dihasilkan melalui penghambatan udara penuh dan mengeluarkannya lewat hidung dan bunyi yang selain nasal (oral sound) (Robins 1989:119).
Berdasarkan cara penghambatan udara yang keluar, Robins (1989: 115) membedakan hambatan (stop atau īqāfi) dan letupan (plosives atau infijāri) dari malaran (continuant). Stop dihasilkan dari hambatan yang bersifat total, dan sebaliknya, jika hambatan dilepas dengan mengeluarkan bunyi disebut letupan (Robins 1989: 115). Konsonan [b] dan [m] dalam bahasa Arab adalah bilabial stops; konsonan [t], [th], [d], [dlh], dan [n] adalah alveolar stops; konsonan [k], [g], [ŋ] adalah velar stops; konsonan [ʔ], [ʕ], [ħ], dan [h] adalah glottal stops; konsonan [ć] dan [j] adalah palatal stops; dan konsonan [q] adalah uvular stops (Fromkin et al. 2003: 247 dan Abu Syarifah 1989: 12). Malaran dihasilkan dari penghambatan sebagian terhadap udara yang keluar (Robins 1989: 115), malaran terbagi atas beberapa jenis, yaitu: pertama, bercelah (fricative atau ihtikāky), dihasilkan dari penghambatan udara secara terputus-putus sehingga menghasilkan gesekan. Konsonan [f] dan [v] termasuk labiodental fricatives; konsonan [θ], [θh], dan [ŏ] termasuk interdental fricatives; konsonan [s], [sh], dan [z] termasuk alveolar fricatives; dan konsonan [š] dan [ž] termasuk palatal fricatives; dan konsonan [G] dan [kh] termasuk uvular fricatives (Fromkin et al. 2003: 248); kedua, afrikat, dihasilkan dengan hambatan yang diikuti oleh pelepasan perlahan terhadap hambatan yang telah dilakukan, misalnya konsonan [č] dan [ĵ] pada church dan judge dalam bahasa Inggris (Fromkin et al. 2003: 248); ketiga, liquid, dihasilkan dengan menghambat sebagian udara yang keluar secara lemah sehingga tidak cukup kuat untuk menghasilkan gesekan. Konsonan yang termasuk jenis ini adalah [l], lateral liquid atau munharif, dan [r] retroflex liquid atau mukarrar (Fromkin et al. 2003: 249 dan Abu Syarifah et al. 1989: 12); dan keempat, luncuran (glides atau layn), dihasilkan dengan sangat sedikit, atau tanpa, hambatan terhadap aliran udara yang keluar melalui mulut. Sebagai bunyi transisional, glide sering dianggap sebagai semivokal. Yang termasuk dalam konsonan jenis ini adalah [j] dan [w] (Fromkin et al. 2003: 248 dan Abu Syarifah et al. 1989: 12).
3. Diftong
Selain vokal dan konsonan terdapat juga diftong, yaitu untaian dua bunyi yang terdiri atas vokal dan luncuran (glide) (Fromkin et al. 2003: 255), misalnya diftong [aj] pada bayt [bajt] 'rumah', diftong [aw] pada hawl [ħawl] 'sekitar', dan diftong [uw] pada 'aduww [ʕaduw] 'musuh'.

Daftar Acuan
Abu Syarifah, 'Abd al-Qādir., Husayn Lāfi, dan Dawud Ghattāsyah. 1989. 'Ilm ad-Dilālah wa al-Mu'jam al-'Araby. Beirut: Dār al-Fikr
Bloomfield, Leonard. 1933/1995. Bahasa. Terjemahan Language oleh I. Soetikno. Jakarta. Gramedia.
Fromkin, V., R. Rodman, dan N. Hyams. 2003. An Introduction to Language (edisi ketujuh). Boston: Thomson Heinle.
Hijāzy, Mahmūd Fahmy. 1978. Madkhal fī 'Ilm al-Lughah. Kairo: Dār aś-Śaqafah.
Ladefoged, Peter. 1993. A Course in Phonetic (edisi ketiga). Orlando: Harcourt Brace College Publisher.
Lyons, J. 1968/1971. Introduction to Theoretical Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press.
Robins, R.H. 1989/1992. Linguistik Umum: Sebuah pengantar. Terjemahan General Linguistik: an Introductory Survey oleh S. Djajanegara. Yogyakarta: Kanisius.
Syāhīn, 'Abd as-Sabūr. 1984. Fī 'Ilm al-Lughah al-'Āmm. Syria: Maktabah asy-Syabāb.

0 comments: