Sunday, December 2, 2007

Semiotik

Semiotik Komunikasi dan Semiotik Signifikansi

Untuk mengetahui perbedaan antara semiotik signifikasi dan semiotik komunikasi, terlebih dahulu saya jelaskan definisi semiotik, signifikasi, dan komunikasi menurut Eco. Semiotik, menurut Eco (1976: 7), berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat dijadikan tanda, dan tanda sendiri merupakan segala sesuatu yang secara signifikan dapat menggantikan sesuatu yang lain. Selanjutnya, meskipun tidak terlalu jelas dibahas, Eco (1976: 16-17) menghubungkan signifikasi dengan inferensi, yaitu proses penarikan kesimpulan, walaupun kedua hal tersebut tidak sama. Menurut Eco (1976: 17) signifikasi berbeda dari inferensi karena signifikasi diakui secara kultural dan dikodekan secara sistematis. Komunikasi adalah proses pengiriman isyarat (signal) dari sumber (source) menuju sasaran (destination) (Eco 1976: 8).

Atas dasar definisi di atas, perbedaan antara semiotik signifikasi dan semiotik komunikasi dapat dilihat dalam beberapa aspek. Pertama, semiotik signifikasi berkaitan tidak hanya dengan tanda yang sengaja dibuat oleh manusia, melainkan mencakup juga tanda lainnya yang dapat dipahami manusia, yaitu (1) peristiwa fisik yang berasal dari alam, misalnya asap merupakan indeks dari api; dan (2) tingkah laku manusia yang tidak secara sengaja dikehendaki pengirimnya (non-intentional), misalnya gerak isyarat tangan (gesture) saat berbicara (Eco 1976: 16-17). Semiotik komunikasi berkaitan dengan tanda dalam penggunaannya yang bersifat interpersonal, misalnya produsen produk tertentu (sender) membuat iklan (message) untuk calon konsumennya (receiver) dan para calon pembeli kemudian menafsirkan iklan tersebut. Dengan kata lain, dalam semiotik signifikasi pemaknaan tanda bersifat searah dan individual, sedangkan dalam semiotik komunikasi pemaknaan tanda bersifat timbal-balik dan interpersonal.

Kedua, atas dasar cakupan tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa semiotik komunikasi mencakup juga semiotik signifikasi, sedangkan semiotik signifikasi tidak mencakup semiotik komunikasi. Seperti dapat kita simpulkan dari yang ditulis Eco (1976: 9) "...... every act of communication to or between human being -- ...... – presupposes a signification system as its necessary condition." Dapat ditambahkan di sini, seperti diungkapkan oleh Eco (1976: 4), dalam sistem signifikasi, seluruh kemungkinan penggunaan tanda dikonvensionalisasi, dan dalam proses komunikasi, seluruh kemungkinan yang telah terkonvensionalisasi dalam sistem signifikasi dimanfaatkan secara fisik demi tujuan praktis. Artinya, komunikasi selalu melibatkan signifikasi.

Ketiga, semiotik signifikasi membutuhkan teori tentang kode (code), sedangkan semiotik komunikasi membutuhkan teori tentang produksi tanda (sign production). Perbedaan antara kode dan sign production tidak sama persis dengan perbedaan antara langue dan parole atau antara competence dan performance. Perbedaan tersebut dapat kita gambarkan dengan perbedaan antara kaidah (rules) dan proses (process) atau antara kuasa (power) dan tindakan (act) (Eco 1976: 4). Jadi, meskipun jenis perbedaan antara langue dan parole dan antara kaidah dan proses tidak sama, kaidah, seperti halnya langue, dapat meramalkan kaidah selanjutnya yang digunakan dalam produksi tanda.

Persamaan antara semiotik signifikasi dan semiotik komunikasi berkaitan dengan dua hal, yaitu pertama, karena membutuhkan semiotik signifikasi sebagai landasan, dalam semiotik komunikasi pembahasan tentang kode, sebagai teori yang mendukung semiotik signifikasi, menjadi penting; dan kedua, meskipun berbeda dalam hal pembahasan tentang tanda yang bukan berasal dari manusia dan non-intensional, baik semiotik signifikasi maupun semiotik komunikasi, keduanya juga berkaitan dengan tanda yang intensional dan berasal dari manusia. Dengan kata lain, sebagai bagian dari semiotik, keduanya masih membahas tanda.

Terakhir, berkaitan dengan teori yang mendasarinya, semiotik signifikasi diturunkan Eco dari semiotik Peirce dan semiotik komunikasi dari semiologi de Saussure. Seperti diungkap Eco (1976: 16), sistem triadik Peirce dapat digunakan untuk diaplikasikan tanda yang tidak dihasilkan manusia, asalkan dapat diterima manusia, misalnya gejala metereologis. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa semiotik signifikasi yang mencakup juga tanda yang tidak berasal dari manusia dan tanda non-intensional, seperti terlihat dalam penjelasan sebelumnya, diturunkan dari gagasan semiotik Peirce. Mengenai de Saussure, Eco (1976: 14-15) mengemukakan bahwa de Saussure hanya menjelaskan petanda sebagai konsep dan merupakan realitas psikologis. Selanjutnya de Saussure menekankan bahwa tanda adalah sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas mental seseorang ketika menerima penanda. Oleh karena itu, secara implisit, menurut Eco (1976: 15), tanda dalam pandangan de Saussure dapat dipahami sebagai alat komunikasi yang digunakan antara dua orang yang secara sengaja berkomunikasi atau mengekspresikan sesuatu. Dengan demikian, dapat pula dipahami bahwa semiotik komunikasi yang berkaitan dengan sign-production diturunkan Eco dari semiologi de Saussure.

Eco, Umberto. 1976. A Theory of Semiotics. Bloomington: Indiana University Press.

0 comments: